Sabtu, 17 Mei 2008

Warga Utan Kayu Dukung JIL

Oleh Umdah El-Baroroh
12/09/2005

Menyangkut perbedaan pandangan dalam beragama, Ketua RW 05 ini menyarankan untuk tetap menjaga etika dan mengedepankan dialog. “Semua perbedaan yang ada harus diselesaikan dengan kepala yang dingin. Karena semua perbedaan yang ada adalah rahmah. Apalagi jika perbedaan itu tetap berpegang pada Alquran dan hadis”, papar Alam.

“Kami mendukung pemerintah Matraman untuk mengatasi masalah ini. Bagi Komunitas Utan Kayu agar menjalankan tugasnya tanpa harus diintervensi oleh siapa pun.” Itulah salah satu bunyi pernyataan bersama tokoh agama, pemuda, dan warga Utan Kayu Jumat, 9 September malam lalu. Pernyataan bersama tersebut dibacakan oleh M. Ishak, pemuka agama RW 06 Utan Kayu pada acara “Silaturahmi dan Ketegasan Sikap Dukungan Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat, Pemuda, dan Warga Terhadap Keberadaan Komunitas Utan Kayu di Utan Kayu” di Graha Arema Utan Kayu.

Hadir dalam acara tersebut Muspika, Koramil, Pejabat KUA, Kapolsek, Tokoh Agama, Pemuda, dan sejumlah warga Utan Kayu. Silaturahmi warga ini diprakarsai oleh Syamsu Alam, Ketua RW 05. Silaturahmi diadakan untuk menyatakan sikap warga berkaitan dengan peristiwa tuntutan pembubaran JIL beberapa waktu lalu oleh Forum Umat Islam Utan Kayu. Pada sambutannya, Samsu Alam menegaskan bahwa warga Utan Kayu menolak adanya orang luar yang berusaha untuk mencampuri urusan Utan Kayu. Ia juga mensupport Muspika untuk menyelesaikan masalah yang ada di Utan Kayu dengan arif.

Menyangkut perbedaan pandangan dalam beragama, Ketua RW 05 ini menyarankan untuk tetap menjaga etika dan mengedepankan dialog. “Semua perbedaan yang ada harus diselesaikan dengan kepala yang dingin. Karena semua perbedaan yang ada adalah rahmah. Apalagi jika perbedaan itu tetap berpegang pada Alquran dan hadis”, papar Alam. Sementara Muspika Matraman yang diwakili oleh Camat Matraman, Khairil Astapradja, menyatakan bahwa persoalan agama seharusnya tak perlu diributkan. “Yang harus dipikirkan adalah bagaimana bangsa ini bisa lebih sejahtera”, tandas Khairil. Camat juga tidak percaya dengan adanya warga Utan Kayu yang usil dan suka mengusik ketenangan orang lain. Menurutnya, kehidupan warga Utan Kayu ini sebetulnya adalah indah, tetapi ada pihak luar yang membuat rusuh.

Oleh karena itu keberadaan JIL tak perlu dibesar-besarkan. Apalagi secara sah JIL telah mendapatkan ijin resmi. Hal ini sengaja dikemukakan oleh Camat, berkaitan dengan adanya tuntutan sebagian warga yang mempertanyakan keberadaan JIL di Utan Kayu beberapa hari sebelumnya. JIL dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetap mempunyai iktikad baik dalam mengembangkan wacana keagamaan. “Kalau ada yang tidak setuju, silakan dialog. Berperang bukan dengan fisik, tapi dengan otak”, tegas Camat.

Tidak ada komentar: