Senin, 19 Mei 2008

KH. Thantowi Jauhari Musaddad

Wakafkan Hidup untuk Umat


Pengasuh Ponpes al-Wasilah Garut Jawa Barat, KH. Thantowi Jauhari Musaddad, getol menyebarkan konsep Pembangunan Pedesaan Mandiri, Berbasis Amal Shaleh Sosial, Berwawasan Lingkungan . “Saya mewakafkan hidup saya untuk umat dan program ini,” tegasnya kepada Nurul H. Maarif dan Rumadi dari the WAHID Institute.

Putra kesembilan Prof. KH. Anwar Mussadad yang kini bermukim di lereng gunung Papandayan ini, mencita-citakan dapat memberdayakan 420 desa di Garut dalam rentang waktu 4 hingga 6 tahun.

“Kalau saya sukses di Garut, saya akan mencoba di kabupaten lain,” tekad penulis buku Reposisi Peran NU sebagai Bocah Angon ini.

Pemberdayaan yang dilakukan KH Thantowi dan para santrinya, adalah menyediakan data detail terkait potensi yang dimiliki masyarakat. “Data statistik pemerintah hanya mencatat golongan darah dan agama. Kita lebih dari itu. Hobby, olah raga, masalah kesehatan, asset, kekayaan, dan sebagainya, semua kita data,” imbuh kiai yang gemar memakai blangkon khas Sunda ini.

Dicontohkannya, seumpama masyarakat desa tertentu banyak yang memiliki motor, maka merk, tahun keluaran, jumlah yang dimiliki dan ke bengkel mana jika rusak, semua masuk pendataan.

“Setelah itu kita analisa, mereka service ke mana. Ternyata ke kota semua. Dengan melihat fakta itu, lantas kita rekomendasikan desa tersebut untuk membuka bengkel, tambal ban, took onderdil, dan sebagainya,” katanya.

Proyek percontohan pendataan ini rencananya akan dimulai Juli atau Agustus mendatang. “Kita akan mematangkan modulnya dulu. Lalu kita akan bikin pelatihan untuk memasukkan data. Cukup sebulan, kemudian harus jalan sendiri,” terangnya.

Ditanya soal dukungan Pemda, alumni S1 dan S2 Tafsir Hadits Ummul Qura University, Makkah ini menjawab, Pemda selalu berhitung untungrugi.

“Ketika kita mengajak bersinergi dengan Pemda, mereka keberatan. Ini tidak akan jalan, karena bukan angka (uang, red ),” ungkapnya. [nhm/gf]


Tidak ada komentar: